Namanya Kasmorejo, pas ditanya
tanggal lahirnya. Sontak beliau kaget dan malah balik bertanya kepadaku “ho oh
lahirku tanggal piro yo..?jiaan”. Akhirnya setelah mengingat ingat sekitar 3
menitan, beliau pun ingat yaitu lahir pada tahun 1942, tahun dimana pemuda dan masyarakat
Indonesia sedang berjuang untuk dapat bebas dari belenggu penjajah. Untuk
tanggal lahirnya tanggal berapa tentu saja beliau tidak ingat, rata-rata memang
untuk anak yang lahir pada masa itu tidak mengingat dan jarang yang mencatat
tanggal lahirnya. Kasmorejo adalah nama simbah kakungku, “simbah kakung” berasal
dari bahasa Jawa yang artinya kakek ^^. Dilihat dari namanya tentu saja kakek lahir
di Jawa. Yupz, kakek ku lahir di desa Harjobinangun, kecamatan Grabag,
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia, sama denganku.
Sejak duduk di bangku SD aku sudah
suka pelajaran Sejarah, dari bagaimana jaman manusia purba, jaman kerajaan-kerajaan,
jaman penjajahan, kisah perjuangan-perjuangan pahlawan kita melawan penjajah
dan akhirnya kebangkitan Indonesia. Aku juga suka biografi, karna dari biografi
orang lain kita bisa belajar banyak hal dari perjalanan hidup mereka. Mengkaji
setiap lembar demi lembar kisah mereka. Maka dari itu aku suka ngobrol dengan
orang-orang yang umurnya jauh diatasku, dan selalu antusias mendengarkan cerita
mereka dan bertanya banyak hal. Kadang secara tidak sengaja mereka tidak
sungkan-sungkan menceritakan kisah cinta mereka juga, hmm sangat menarik dan
bikin geli..hehe. Salah satunya adalah kakekku, dikesempatan lebaran kemarin
aku coba untuk menggali dan mengajak kakek untuk bernostalgia dengan kehidupan
masalalunya. Aku banyak bertanya mengenai kehidupan kakek ku pada jaman ia
masih anak-anak, muda, dan akhirnya bisa seperti sekarang. Beliau tampak
antusias menceritakan masa lalunya, tawa pun berkali-kali pecah ketika beliau
menceritakan sepenggal demi sepenggal kisah yang pernah dialaminya.
Salah satu
cerita yang membuat kakek tiba-tiba mengerutkan dahi adalah kakek tidak bisa membaca,
beliau sekolah hanya sampai kelas 1 SD, beliau berhenti sekolah karena tidak
ada biaya. Kebetulan waktu berkunjung ke tempat kakek aku membawa sebuah koran,
dan kakek hanya membolak-balik sambil melihat gambar-gambarnya saja dan
kemudian bertanya kepadaku “iki beritane opo?”, aku pun kaget dan bertanya
“simbah nggak bisa baca?” dari situ akhirnya beliau menceritakan tentang masa
sekolahnya dulu. Ketika aku membacakan isi koran itu beliau menyadari bahwa
membaca itu penting, dari membaca kita bisa tahu banyak hal, dan dari mana saja,
tidak hanya tentang daerah kita tapi juga kejadian-kejadian yang terjadi di
dunia. Kakek sangat senang dan bangga melihat cucunya ini bisa membaca. Beliau
berharap agar cucu-cucunya kelak bisa menjadi orang yang berhasil dan bisa
sekolah setinggi-tingginya. Yupz itulah kakekku yang sayang banget sama
anak-anak dan cucunya, selain itu kakek juga pecinta lingkungan lho. Sehari
saja nginep di rumahku, rumput-rumput yang ada di sekitar rumah tau-tau sudah
ludes dibabatnya. Hehe, i love you embah kakungku >>
orang tua selalu bisa untuk menjadi panutan dan penuntun dengan pengalaman hidupnya... salut buat kakeknya...
BalasHapus:)
Yu huuu..terimakasih lah :)
BalasHapus