Mentari siang tadi terasa lebih menyengat dari hari
biasanya, hari-hari biasa saja menurutku sudah terasa begitu panas, apalagi siang tadi. Mungkin ini salah satu penyebab kenapa tetanggaku di jawa bilang
kalo kulitku semakin gelap saja setelah 6 bulan tinggal di borneo bagian
selatan ini. Sebenarnya aku tidak begitu asing dengan udara panas, karena
sebelum aku tinggal disini, aktivitas sehari-hari waktu masih kuliah semester
akhir dulu, aku sering bergaul dengan dunia jalanan ditemani banyaknya asap
kendaraan lengkap dengan kemacetan-kemacetan yang terjadi saat
jam-jam istirahat kantor tiba, atau saat jam pulang sekolah. Waktu itu aku bergabung di salah
satu LSM di Semarang yang mengharuskanku bolak-balik dari kampus menuju kantor
menerjang padatnya arus lalu lintas kota Semarang. Yah begitulah kota Semarang
waktu itu, padat merayap, semua pengguna jalan ingin menjadi yang terdepan,
kecepatanpun akhirnya terus ditambahnya, sehingga semakin mirip saja dengan arena balab..hal itu tentu saja akan berbahaya bagi para pendatang baru jalanan (pengendara pemula). Tapi alhamdulillah, kabarnya jalan layang kini di bangun untuk mengatasi kemacetan-kemacetan yang
terjadi, semoga dengan ini bisa sedikit memperlancar arus lalu lintas di kota yang terkenal dengan sebutan kota Atlas itu.. Ada perbedaan yang aku rasakan antara panas di Kalimantan Selatan dengan panas di
kota Semarang. Presentase panas disini lebih banyak karena panas matahari, selain
jumlah kendaraan disini tidak terlalu padat, Kalimantan adalah pulau yang
dilalui garis khatulistiwa, walaupun tugu khatulistiwa berada di Pontianak,
tapi tampaknya sampai sini juga deh panasnya, hehe agak maksa ya..^^ Sedangkan di Semarang, menurut ku presentase panas di Semarang lebih banyak karena polusi udara, jumlah kendaraan bermotor yang
semakin banyak ditambah angkutan umum dengan berbagai tujuan yang lalu lalang disana setiap harinya, membuat polusi udara kian menumpuk, sehingga menimbulkan udara menjadi
terasa panas.. emm a few story about hot summer betwen south borneo and Semarang city, hehe..
Sebenarnya kali ini aku ingin cerita tentang pengalaman jelajah “hutan
galam” ku bersama temen-temen PSP-3 di Kalimantan Selatan. FYI : Aku di Kalimantan Selatan
bertugas sebagai PSP-3 bersama 24 pemuda lainnya yang di kirim dari berbagai
provinsi yang berbeda di luar Kalimantan Selatan. Nanti saja kali ya crita tentang
PSP-3 nya..hehe. Kembali ke jelajah, semenjak aku tinggal disini aku penasaran
banget sama yang namanya “jukung”, jukung adalah salah satu alat transportasi
air yang sering digunakan oleh beberapa warga di kalimantan yang tinggal di
bantaran sungai. Mereka sering
menggunakan jukung untuk membawa barang dagangannya (ikan, sayuran, hasil
kerajinan, dll) menuju pasar dan ada juga yang menggunakan jukung untuk mencari
kayu atau hanya sekedar untuk mencari ikan. Kalimantan adalah kota seribu
sungai, sehingga sungai menjadi alternatif transportasi lain untuk memudahkan
aktivitas sehari-hari warga disana. Untuk keperluan jarak jauh biasanya jukung
dilengkapi dengan mesin untuk menggerakkan dan mempercepat laju jukung,
sedangkan jukung manual (tanpa mesin) digunakan warga apabila hendak pergi ke
tempat yang tidak terlalu jauh. Untuk menggerakkan jukung manual ini, mereka
membutuhkan sebuah dayung atau tongkat panjang. Seperti gambar bapak Akhmad dengan jukung dan tongkatnya
ini..^^
|
PAk Akhmad and His lovely Jukung |
Biasanya mereka memarkir jukungnya di samping dibawah
rumahnya, seperti gambar di bawah ini..jukung diletakkan dibawah jembatan samping rumahnya, can you see it..?nggak jauh beda sama orang yang markir mobilnya di
garasi kan..hehe
|
Rumah panggung dan tempat parkir jukung ^^ |
Disaat pengen banget naek jukung, sore kemaren 3 orang temen
PSP-3 yang satu kecamatan dengan ku mengajak aku dan mb nissa (partner satu
kelurahanku..^^) untuk berkunjung ke salah satu RT di kelurahannya yang katanya
ada jukungnya..yeaayy tanpa pikir panjang lagi aku langsung jawab “ayuk ai..”.
Yupz akhirnya kami berlima berangkat menuju ke TKP. Sesampainya disana aku
masih belum yakin kalo disana ada jukung dan ada sungai tentunya, karena rumah
pak RT nya berada di pinggir jalan raya. Hampir semua rumah di RT itu adalah
rumah panggung seperti gambar diatas..hehe.
Dan bapak yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang juga, Pak akhmad (bapak RT) dengan lesung pipitnya yang khas menyambut kami dengan ramah, kami ditawari untuk mampir ke rumahnya atau langsung melihat hutan galam menyusuri sungai dengan jukung..wah mendengar kata jukung, sungai, dan hutan sontak aku langsung tertarik, dan "hayuk pak kita langsung berangkat sekarang saja..setelah itu baru ke rumah bapak..hehe" kataku, mengingat saat itu juga sudah lumayan sore, takut nggak puas puter-puter pake jukungnya, hihihi..^^
Yeaaay berangkaaaaaat..!!
|
Ms Andre, Me, Mb Nissa, Ms Itok, Pak Akhmad |
Sepertinya personilnya kurang satu deh, yupz photografer kita..hehe, biar nggak ngiri ini nih sang photografer, berhubung photografer jadi fotonya sendirian nggak papa ya,,:p
|
Ms Rokhim |
Akhirnya kami mulai ngebolang menjelajahi sungai diantara hutan galam. FYI, kayu galam oleh orang Kalimantan sering dimanfaatkan sebagai tiang penyangga rumah panggung atau sebagai kerangka saat akan membangun rumah semacam pengganti bambu yang biasa di pakai di jawa..kayu galam ini terkenal sangat kuat dan awet.
|
Kayu Galam siap pakai |
Sampailah kami di wilayah hutan galam. emm ternyata hutannya lumayan luas dan isinya galam semua (ya iya lah namanya juga hutan galam..), sepertinya wilayah hutan galam ini memang hanya bisa dijangkau dengan jukung saja karena tidak nampak ada jalan setapak menuju kesini, sudah bertahun-tahun warga setempat memanfaatkan keberadaan kayu-kayu galam ini untuk menyokong perekonomian keluarga mereka, dan subhanallah tanaman ini tidak ada habisnya, padahal tanaman ini tidak sengaja di tanam secara terus menerus, tanaman ini berbunga yang kemudian menghasilkan biji galam, biji-biji itu jatuh dari pohonnya dan tumbuh menjadi galam-galam yang baru..Menurut cerita pak Akhmad, dulu sempat terjadi kebakaran di hutan ini, dan tidak tanggung-tanggung, kebakaran terjadi tidak hanya selama sehari atau dua hari saja tapi selama satu bulan..dan itu tidak berdampak buruk bagi keberlangsungan hutan galam itu, katanya dengan kebakaran itu akan menjadikan kayu semakin bagus,,tapi sayangnya aku belum mendapatkan alasan yang pasti kenapa malah bisa jadi semakin bagus??hmm..
Oh iya disepanjang sungai yang kami lewati, terdapat tanaman yang biasa disebut purun..purun adalah salah satu tanaman yang banyak ditemui di kalimantan selatan ini, purun biasanya dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tas, topi, kursi, pengganti karpet, dll. Sebelum digunakan untuk kerajinan, tanaman ini dikeringkan terlebih dahulu, jika sudah kering warnanya mirip seperti rotan.
|
Tanaman purun | |
|
Hampir setengah jam kami menyusuri hutan galam ini sambil bercerita ngalor ngidul dengan pak Akhmad, kaus yang dikenakan pak Akhmad pun sudah mulai basah karna keringat, Pak akhmad tidak mau digantikan untuk mendayung jukung yang kami naiki bersamanya, walaupun kelihatan kelelahan, pak akhmad tetap tersenyum dan mau menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang kami lontarkan seputar hutan galam ini. Tak terasa lantunan ayat suci Al Qur'an sebelum adzan maghrip pun terdengar, itu tandanya kami harus segera pulang sebelum Adzan datang. Pak akhmad akhirnya membalikan arah jukungnya kembali menuju ke rumahnya..yaaah karna kami datangnya terlalu sore, jadi tidak bisa menyusuri hutan galam lebih dalam lagi.."lain kali kalo kesini jangan terlalu sore ya, di dalam hutan sana masih ada tempat yang lebih bagus..kaina kawa aja mun handak kesini lagi ulun hantarakan pake jukung yang ada mesinnya biar lebih cepat.." kata pak Akhmad. Yeaaay senang rasanya mendengar pak akhmad dengan senang hati mau menunjukkan kami sekali lagi melihat pesona hutan galam lebih dalam lagi di lain kesempatan, pastinya dengan jukuuung ^^. Terima kasih pak Akhmad..kami bulikan dulu lah..^^
|
Our Guide, Pak Akhmad |
Episode pertama jelajah hutan galam kami bersama pak Akhmad yang baik hati berakhir sampai disini, sampai jumpa di episode jelajah hutan galam kedua kami yang insyaAllah akan lebih seru lagi..hehe^^
Life is so beautiful...