Hampir 7 bulan sudah aku tinggal di “Borneo”, begitulah
sebutan gaulnya profinsi kalimantan tercinta ini..heheu... Sampai detik ini,
borneo adalah tempat terjauh yang pernah aku kunjungi. Sebelum aku menginjakkan kaki di bumi borneo
ini, wajah-wajah buaya, hutan belantara dengan kepala suku sebagai penunggu
sekaligus penguasa wilayah borneo seketika muncul dalam “laman” imajinasiku.
Bagaimana kalo mereka tidak menyukai kedatanganku, dan aku di sandera, di
gotong-gotong pake sebatang kayu dengan tangan dan kakinya diikat dan diikuti
oleh semua warga suku yang membawa tongkat yang mirip bambu runcing itu sambil berteriak-teriak..(wowowowowo..auoo),
terus pada akhirnya mereka sadar dan mau menerimaku dan aku dijodohkan dengan
anak kepala suku, jadi menantu kepala suku deh aku..tidaaaaaaak!_tamat_ naudzubillah jangan
sampai ya Allah. Imajinasi yang muncul waktu itu tergolong dalam salah satu
dari sekian ribu imajinasi hororku..huuuu sereeem.
Singkat cerita setelah aku mencari tau tentang bagaimana
borneo itu khususnya borneo bagian selatan (alias Kalimantan Selatan..) dari teman-teman,
saudara, atau tetangga yang pernah pergi ke Kalimantan plus googling berjam-jam , akhirnya dengan pertimbangan-pertimbangan
dan pengkajian secara seksama antara berangkat atau tidak berangkat ke Kalimantan
aku memutuskan untuk berangkat ke kalimantan dengan ijin dari orang tua yang
lumayan sulit banget didapatnya. Secara aku adalah anak pertama, perempuan
lagi, baru lulus, dan masih ababil. Mana tega mereka membiarkanku pergi jauh
sendirian. Tapi alhamdulillah, bismillah dan okay saia berangkat ke kalimantan..tentu saja aku sudah membuang jauh-jauh semua imajinasi-imajinasi horor yang
menghatuiku..^^
And..I’m leaving on
the jet plane..don’t know when i’ll be back again..bersama kedua rekan
kerjaku yang baru saja aku kenal yang juga sama-sama berasal dari satu daerah yaitu
“Central Java” (my lovely place), mb
Nissa Pekalongan dan mb Diah Sragen (dilain kesempatan aku akan cerita banyak
tentang mereka) kami berangkat.
Wuuuuuzzzzz finally our plane was take of already..and this is it welcome to
Borneo, kami sampai di bandara Syamsudin Noor Banjarbaru Kalimantan Selatan
pukul 7.30 pm waktu Indonesia bagian tengah. FYI, Kalimantan Selatan dan Jawa
punya selisih perbedaan waktu 1 jam lho. Kami disambut oleh 2 orang bapak-bapak
yang tanpa memperkenalkan diri langsung mengajak kami ke mobil untuk menuju ke
penginapan tempat teman-teman kami dari daerah lain yang sudah lebih dulu
sampai di Kalimantan Selatan. Dua bapak-bapak ini adalah dosen dari Universitas
Lambung Mangkurat, universitas negeri satu-satunya di Kalimantan Selatan.
Mereka bertugas sebagai tim asistensi kami. Malam di sepanjang jalan bandara Banjarbaru menuju Banjarmasin tempat penginapan kami waktu itu
tidak se crowded malam di jalan
tembalang-patung kuda saat ini (Diponegoro
univercity area). Di kanan kiri jalan raya aku
melihat banyak tanaman-tanaman liar yang
tumbuh tidak beraturan yang sama sekali tidak mirip hutan karena agak gersang
dengan sedikit genangan air yang tampaknya sudah lama tidak mau meresap ke
dalam tanah. Yah itu yang sering mereka sebut sebagai lahan gambut. Rata-rata
lahan disini adalah lahan gambut yang susah ditanami dengan sayur-sayuran,
hanya jenis tanaman tertentu saja yang bisa di tanam dilahan yang asam ini.
Jauh sekali dengan apa yang aku bayangkan sebelumnya tentang
Kalimantan, sepertinya imajinasiku dulu terlalu lebay deh ya..nggak ada kepala suku dengan taring dihidungnya, anak
kepala suku yang akan dijodohkan denganku, ataupun buaya yang berkeliaran di
jalanan. Tempat yang aku tempati saat ini bahkan bisa dikatakan agak sedikit
lebih kota daripada desaku. Yah yang
pasti nggak tertinggal-tertinggal amat, dan sudah lumayan maju. Aku yakin disini
pasti akan banyak hal baru yang bakal aku temui, dari teman baru, budaya, adat,
bahasa, tempat wisata (heheu..), dll. Disini akan menjadi salah satu tempat aku
belajar memaknai warna-warni kehidupan dan akan menjadi bagian dari pengalaman berhaga
dalam perjalanan hidupku..^^
“Tempat yang paling indah memanglah rumah. Tapi merantaulah
kau meski sekali. Agar kau mengerti bagaimana cara menghargai orang-orang yang
bukan berasal dari rumahmu. Agar kau belajar bersikap lebih bijak dan santun
kepada orang-orang baru di tempat itu, serta merasakan bagaimana menjadi tamu.
Sebab di tempat asing lah kita akan lebih mudah mengerti makna keterasingan. “
"Merantaulah nak, maka kau akan mengerti.."
Life is so beautiful..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar